Dipimpin oleh Jokowi, uang negara kosong?
Rektor Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Darmajaya Lampung, Andi Desfiandi mengingatkan, kondisi ekonomi nasional saat ini memang sedang menghadapi masalah berat.
Dia menganalisis dan memperkirakan, kas negara saat ini bukan hanya kosong tapi minus akibat defisit keuangan terjadi dalam tiga tahun berturut turut.
Dia juga percaya bahwa untuk membayar utang, pemerintah akan meminjam lagi dengan menerbitkan obligasi atau menarik pinjaman dari luar negeri.
"Situasi keuangan negara berada dalam situasi yang agak berbahaya: biaya tetap dan operasional, termasuk bunga, semakin meningkat, sementara pendapatan negara tidak tercapai", dan dia menyatakan.
Belum lagi biaya modal yang tidak efisien dan korup. Sementara biaya modal menjadi tidak produktif.
Andi menyarankan bahwa pemerintah sekarang merestrukturisasi hutang dan mengalihkan biaya yang tidak produktif untuk menjadikannya produktif. Selain mengurangi biaya ekonomi tinggi yang membebani anggaran pemerintah.
Menurutnya, impor BBM harus dilakukan antara pemerintah dan pemerintah (G to G). Kemudian, BP Migas disederhanakan, konversi BBM dilakukan segera, memotong garis mafia minyak dan gas dan penyelundupan BBM.
"Kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar, sehingga lalu lintas BBM tidak ada lagi, dan untuk mengalihkan subsidi ini ke sektor infrastruktur dan produktif sehingga pemerintah dapat segera meningkatkan pendapatan penduduk harus diwujudkan" katanya.
Upaya lain termasuk meningkatkan produksi minyak mentah, membangun kilang minyak, menghentikan kebocoran produksi minyak yang terjadi dengan produksi aktual lebih besar dari yang dilaporkan ke Pertamina / pemerintah.
"Semua upaya ini harus dilakukan untuk meningkatkan ekonomi nasional dan mengatasi masalah ekonomi yang sekarang marak di negara kita," kata Andi Desfiandi.
Sumber https://tegalsiana.blogspot.com/
Tidak ada komentar: