Relawan membersihkan situs Istana Kartasura, selangkah demi selangkah
Sekelompok orang berkumpul di lokasi Istana Kartasura di Kabupaten Sukoharjo, Surakarta, Jawa Tengah, pada hari Minggu. Relawan dari komunitas budaya dan penduduk lingkungan, mereka bersiap-siap untuk membersihkan situs.
Semua yang tersisa dari istana yang dahulu megah adalah benteng bernama Srimanganti, bersama dengan dinding bata tebal yang mengelilingi tanah seluas 2,5 hektar.
Bagian dalam benteng sekarang digunakan untuk kuburan dan rumah tinggal, yang berdiri di antara area yang ditinggalkan penuh dengan semak belukar. Meskipun ditandai sebagai tempat peninggalan budaya, situs Keraton Kartasura telah ditinggalkan selama bertahun-tahun; Serasah dan vegetasi tebal menunjukkan kelalaian yang jelas. Keadaan yang menyedihkan dari situs tersebut telah mendorong Darsih dan teman-temannya dari Komunitas Sukarelawan Surakarta untuk mengundang masyarakat yang berpikiran serupa untuk memberikan tempat bersejarah sebuah mata air yang bersih.
"Ini dimulai dengan percakapan santai yang berkembang menjadi gerakan untuk mengurus Istana Kartasura," kata Darsih.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa gerakan ini, bagaimanapun, masih merupakan upaya berskala kecil untuk melestarikan warisan leluhur yang telah mendirikan Surakarta dan Yogyakarta.
Setelah menerima izin dari Dewan Pariwisata Sukoharjo dan penjaga kunci istana Kartasura, para relawan mulai membersihkan situs, dibantu oleh lokal. Apa yang kami lakukan saat ini hanyalah langkah kecil untuk memulai. Kami berencana untuk membersihkan secara rutin setiap bulan, dan semoga akan ada lebih banyak komunitas yang bergabung dengan tindakan ini, ”kata Darsih.
Perwakilan Kartasura K.R.A.T Prayitno Jogopuro mengatakan dia sangat senang dengan inisiatif ini. Dia mengatakan bahwa, sebelum pembersihan, orang hanya akan mengunjungi situs tersebut untuk ritual tertentu dan memberi penghormatan kepada almarhum.
"Saya berharap situs ini dapat menjadi tujuan perjalanan di masa depan, di mana pengunjung belajar tentang budaya dan sejarah," lanjutnya.
Pada sore hari setelah bersih-bersih, para relawan berkumpul di panggung kayu di bawah pohon-pohon besar untuk beristirahat dan menikmati minuman tradisional.
Tidak ada komentar: